Apa Itu Kain Fleece?

thumbnail
DAVEKSI.COM, FLEECE - Apa itu Fleece? Fleece adalah bahan kain yang lembut dan hangat, yang biasanya digunakan untuk industri konveksi khususnya Jaket, Sweater, Hoodie ataupun Jumper dan termasuk produk Jaket Karakter, Blazer, Jaket Korea dan sebagainya. 

Kelebihan Bahan Fleece:
  • Bahan fleece terasa sangat hangat, beberapa tipe jaket fleece lebih hangat dari tipe yang lain karena perbedaan jenis polyester. Jika kamu pergi ke toko jaket dan di sana terdapat berbagai macam jaket hangat, pastikan kamu memilih jaket berbahan fleece karena kain fleece lebih hangat dibandingkan kain lain meskipun beratnya sama.
  • Bahan fleece sangat ringan, jika dibandingkan dengan kain bahan lain kain fleece memiliki rasio berat yang lebih ringan.
  • Bahan fleece sangat lembut dikulit dan memang jika Anda menggunakan Jaket, Sweater, Hoodie, atau Jumper cobalah rasakan betapa lembutnya bahan fleece ini dibandingkan dengan kain bahan lain, setebal apapun jaket yang dibuat jika bahannya fleece maka tetap akan terasa lembut.

Kain fleece sangat melindungi dari cuaca yang buruk. Saat cuaca dingin, jaket fleece memberimu kehangatan. Saat cahaya matahari sedang terik, jaket fleece melindungi kulitmu dari sengatan matahari.Bahan juga fleece memiliki sirkulasi udara yang baik, hal ini dikarenakan kain jenis fleece ini memiliki serat dengan pola sedemikian rupa sehingga menghasilkan sirkulasi yang baik. Meski memberikan kehangatan, pakaian berbahan fleece tetap tidak akan membuat gerah karena serat kainnya memiliki pola sirkulasi udara yang baik tersebut.

Fleece sangat elastis. Keelastisan kain fleece ini membuat jaket berbahan fleece mudah dilipat. Jaket yang tebal pun dapat dilipat menjadi sangat kecil sehingga sangat praktis untuk dibawa kemana-mana. Selain itu, jika berat badan kamu bertambah, kamu tidak perlu khawatir karena jaket berbahan fleece sangat elastis dan dapat didesain untuk berbagai jenis model. Variasi model jaket fleece sangat beragam. Hal inilah yang membuat leluasa memilih jaket fleece sesuai dengan seleramu.


Motif Batik Yogyakarta

thumbnail
daveksi.com
DAVEKSI.COM, BATIK YOGYAKARTA - Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari identitas budaya budaya Jawa yang ada di Yogyakarta. Yang membedakan Batik Yogyakarta dan daerah lain biasanya adalah motifnya. Biasanya motif dan bentuk tersebut mencerminkan filosofi hidup masyarakat sekitar. 
Batik Yogyakarta mempunyai variasi tersendiri. Batik tradisional di lingkungan keraton Yogyakarta mempunyai ciri khas dalam tampilan warna dasar putih yang mencolok bersih, ada juga ciri khas yang lain. Berikut beberapa motif Batik Yogyakarta atau Batik Jogja yang kami rangkum dari berbagai sumber: 

Motif Ceplok
Motif Ceplok adalah motif yang di dalamnya terdapat gambar berbentuk lingkaran, roset, binatang, dan variasinya, yang terletak dalam bidang-bidang geometris seperti segi empat dan lingkaran. Nama-nama motif ceplok biasanya berasal dari nama penciptanya seperti ceplok Conrokusumo, atau menurut dasar bentuk ornamen seperti: Ceplok Cakar Ayam, Ceplok Supit Urang, Ceplok Gandosan, Ceplok Gendang Waru, Ceplok Lung Slop, Ceplok Gambir Saketi, Ceplok Peksi Kirna, Ceplok Gurameh, atau menurut daerah asal motif, seperti Ceplok Madura, Ceplok Pekalongan, Ceplok Yogyakarta, dan masih banyak lagi.

Motif Kawung
Motif Kawung mempunyai ciri bentuk bundar lonjong atau elips seperti daun, memiring ke kiri atau ke kanan. Ada dua keterangan atas asal kata kawung. Keterangan pertama menyebutkan kata ini berasal dari Pohon Kawung atau Pohon Aren, keterangan lain menyebutkan kata ini berasal dari binatang ‘Kwangkwung’ yang berbentuk bulat lonjong. 
Jenis motif kawung dapat dibagi berdasarkan besar kecilnya bentuk bulat lonjong tersebut, yang kecil disebut Kawung Picis, Picis adalah nama mata uang lama bernilai sepuluh sen, yang agak besar adalah Kawung Bribil, bribil seperti Picis bernilai setengah sen, yang paling besar disebut Kawung Sen.

Motif Parang dan Lereng
Motif ini adalah motif yang disusun menurut garis diagonal. Kata parang berasal dari nama senjata tajam, dan salah satu motif terkenalnya adalah parang rusak yang berupa parang diagonal dalam deretan tidak teratur. Jenis lain motif parang antara lain adalah Parang Rusak, Parang Rusak Ageng, Parang Rusak Alit, Parang Gondosuli, Parang Ganti, Parang Sari, Parang Teja, Parang Canthel, Parang Sujen, Parang Cengkeh, Parang Tanjung, Parang Rusak Barong.
Dalam setiap motif parang terdapat isen berupa deretan segi empat yang disebut mlinjon. Motif diagonal tanpa parang atau mlinjon disebut Lereng atau Liris, dan motif terkenalnya adalah Udan Liris atau Udan Riris. Jenis lain dari lereng atau Liris antara lain adalah Piring Sedapur, Thatit, Udan Liris Latar Ireng, Udan Liris Latar Putih, Sekar Liris, Sekar Kopi, Lereng Ukel.

Motif Nitik atau Anyaman
Motif Nitik serupa motif ceplok yang tersusun oleh garis-garis putus, titik dan variasinya yang sekilas terlihat seperti anyaman. Motif ini dianggap motif lama, terutama di Pekalongan di mana motif ini dianggap asli dan paling tua, dan berkembang hingga sekarang dan dikenal juga sebagai motif Jlamprang. Motif ini umumnya berlatar warna hitam, namun kini berkembang dengan warna latar lain seperti biru atau hijau tua. Kain terkenal dengan motif ini adalah Kain Cinden atau Cinde, dahulu kain ini dibuat dari sutra atau kain harus dan digunakan oleh raja sebagai celana. Kita masih dapat menjumpai Kain Cinde berupa selendang, sarung bantal dan guling sebagai peninggalan keraton Yogyakarta dan Surakarta. 
Macam-macam motif Nitik antara lain adalah: Rengganis, Nitik Krawitan, Nitik Jonggrong, Nitik Pijetan, Cakar Melik, Jaya Sentana, Nitik Gendangan, Nitik Cakar Wok, Nitik Onengan, Nitik Sulaman, Nitik Yuyu, Nitik Ragahina, Nitik Kembang Sikatan, Nitik Kembang Kacang, Nitik Kembang Blimbing, Nitik Banci Kasut, Nitik Tunjung gunung, Nitik Ceplok Liring, Tirta Teja Alit, Tirta Teja Ageng, Cinden Yogyakarta.

Motif Semen
Motif semen adalah golongan dari batik klasik yang tersusun secara bebas. Jika diperhatikan sebenarnya kebebasan letak ornamen-ornamen di dalam susunan motif batik adalah tidak bebas sama sekali, yaitu bebas terbatas, karena setelah suatu jarak tertentu motif atau susunan ornamen itu akan kembali berulang. Menurut beberapa sumber kata semen berasal dari kata semi yang berarti tumbuhnya bagian dari tanaman. Pada motif semen selalu ada ornamen yang menggambarkan tumbuhan atau tanaman.
Pada umumnya motif batik semen mempunyai ornamen pokok tertentu yang secara keseluruhan merupakan satu kesatuan, merupakan satu simbul atau satu maksud tertentu, dengan berkembangnya motif-motif batik banyak muncul motif semen yang ornamen pokoknya tidak tersusun menjadi satu kesatuan yang mempunyai maksud tertentu akan tetapi hanya merupakan susunan motif tradisional yang mempunyai makna. Unsur penyusun motif semen umumnya terdapat ornamen yang melambangkan atau mengajarkan hal-hal keutamaan dan kebaikan-kebaikan dalam filosofi jawa kuno terkenal dengan ajaran Hastha Brata.

Motif Truntum
Motif Truntum yang diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh kembali. Dia menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya, kain bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari penikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.

Motif Garuda (Gurda)
Gurda berasal dari kata garuda. Seperti diketahui, garuda merupakan burung besar. Dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bentuk motif gurda ini terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di tengahnya terdapat badan dan ekor. Motif batik gurda ini juga tidak lepas dari kepercayaan masa lalu. Garuda merupakan tunggangan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa Matahari. Garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan sebagai lambang matahari.   Oleh masyarakat Jawa, garuda selain sebagai simbol kehidupan juga sebagai simbol kejantanan

Motif Isen
Pola mengisi disebut Isen sangat karakteristik Indonesia. Motif isen terdiri dari ornamen utama dan ornamen pengisi, yaitu: berupa titik­titik, garis­garis, gabungan titik dan garis yang berfungsi untuk ornamen­ornamen dari motif atau pengisi bidang diantara ornamen­ornamen tersebut. Motif isen ada bermacam­macam, seperti: seperti cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawu daun, sisik gringsing, galaran, rambutan, sirapan, cacah gori, dan sebagainya.

Sumber:
www.artscraftindonesia.com
www.id.wikipedia.org
www.batik-tulis.com
www.sulisbatik.blogspot.com
www.senirupaterapanbatikindonesia.blogspot.com

Jenis-Jenis Batik

thumbnail
daveksi.com
DAVEKSI.COM, BATIK - adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam(lilin) pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. UNESCO telah menetapkan Batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009, yang mencakup sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.
Batik Sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Batik adalah ekspresi budaya yang memiliki makna simbolis dan nilai estetika yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. Keunikan yang indah itu membentuk karakter bangsa yang membedakan dengan bangsa lain sehingga dapat menjadi jati diri bangsa. 

Jenis Batik
Menurut Teknik
  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
  • Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Menurut Asal Pembuatan
  • Batik Jawa, Sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.

Berdasarkan Daerah Asal
  • Batik Bali
  • Batik Banyumas
  • Batik Besurek
  • Batik Madura
  • Batik Malang
  • Batik Pekalongan
  • Batik Solo
  • Batik Yogyakarta
  • Batik Tasik
  • Batik Aceh
  • Batik Cirebon
  • Batik Jombang
  • Batik Banten
  • Batik Tulungagung
  • Batik Kediri
  • Batik Kudus
  • Batik Jepara / Batik Kartini
  • Batik Brebes
  • Batik Minangkabau
  • Batik Minahasa
  • Batik Belanda
  • Batik Jepang

Berdasarkan Corak
  • Batik Kraton
  • Batik Sudagaran
  • Batik Cuwiri
  • Batik Petani
  • Batik Tambal
  • Batik Sida Mukti
  • Batik Sekar Jagad
  • Batik Pringgondani
  • Batik Kawung
  • Batik Sida Luhur
  • Batik Sida Asih
  • Batik Semen Rama

Harjuku Style

thumbnail
daveksi.com
DAVEKSI.COM, HARAJUKU - sebenarnya merupakan sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Suatu kawasan yang terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Kuil Meiji, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita, department store Laforet, dan Gimnasium Nasional Yoyogi.

Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Harajuku juga merupakan tujuan studi wisata anak-anak sekolah Jepang sewaktu berkunjung ke Tokyo. 

Harajuku bukanlah sebutan resmi untuk nama tempat, dan tidak dicantumkan sewaktu menulis alamat. Sebutan “Harajuku” sendiri hanya digunakan untuk kawasan di sebelah utara Omotesando. Onden adalah nama kawasan di sebelah selatan Omotesando, namun nama tersebut tidak populer dan ikut disebut Harajuku.

Sejarah singkatnya pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah Kuil Meiji didirikan.

Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an, Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah diliput majalah fashion seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah Anan dan non-no.

Sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.

Jenis-jenis Harajuku Style: 
  • Lolita, ini adalah gaya klasik harajuku. Penampilan gaya Lolita ini mirip dengan boneka eropa. Gaya yang diadaptasi dari gaya-gaya yang populer pada abad pertengahan seperti gaya anggota kerajaan Marie Anttoinette dari Prancis ataupun gaya Juliet dari karya roman Romeo dan Juliet milik Shakespeare. Gaya ini cenderung bersifat dewasa dengan tampilan berbagai motif bunga, warna-warna mati, serta setelan yang pas-tubuh. Warna-warna yang digunakan biasanya putih, putih kuno, pink, burgundy, biru, coklat, dan hitam. Gaya Lolita klasik juga menggunakan berbagai macam aksesoris pelengkap berupa ikat kepala, hiasan bunga atau topi mini di kepala, dan tas tangan.
  • Gothic & Gothic Lolita, ini adalah gaya klasik harajuku. Gaya Gothic sendiri biasanya bernuasa hitam dan kelam. Sedangkan Gothic Lolita adalah mengenakan busana perpaduan antara gaya lolita dengan gothic, feminime, dan elegant. Penampilan gaya Gothic Lolita ini sepertinya mirip dengan boneka Victoria. 
  • Gaya Lolita Lain, masih banyak perkembangan dari dari gaya lolita ini. Diantaranya Sweet Lolita, Punk Lolita, Wa Lolita, Oji Lolita, dan lain-lain. 
  • Visual Kei, ini adalah ciri dari japanese rock dengan model rambut eksentrik, dan dipadu dengan berbagai aksesoris, make up, dan tindik. Beberapa Japan rock band yang sering memberi inspirasi adalah Malice Mizer, Versailles, dsb. 
  • Cosplay, walaupun menggunakan bahasa inggris, sebutan ini munculnya di Jepang, berasal dari kata costume dan play. Lidah Jepang menyebutnya “kosupure” ini adalah gaya busana yang terinspirasi dari tokoh game, tokoh anime, atau tokoh kartun. 
  • Decora Style, yaitu style dengan perpaduan warna yang ngejreng, flamboyan, dengan berbagai pernik aksesoris dari kepala sampai ujung kaki. Rasanya jenis ini paling seru, paling berwarna, dan paling ramai.
  • Kawaii, artinya adalah cute, ini merupakan gaya anak-anak yang riang atau ceria. Anda bisa mengambil inspirasi dari tokoh anime, mainan, warna-warna pastel dan sebagainya. Jika Lolita lebih menonjolkan sisi 'seperti' boneka, maka Kawaii lebih menonjolkan sisi anak-anak yang “cute“,“imut“,“menggemaskan“.
  • Ganguro, cirinya adalah fashion dengan warna-warna cerah, rok mini, gelang, kalung, lipstick dengan warna putih, eye shadow, dan rambut yang di bleaching dengan warna abu, silver, orange, atau dicat warna putih, pirang, coklat gelap atau warna coklat yang sangat pucat, biasanya dilengkapi dengan jepit rambut berbentuk bunga sepatu. Ciri utama ganguro yg nggak kalah penting adalah warna kulit yg dibuat gelap ky terbakar matahari, tapi bagian matanya menggunakan tata rias cerah menggunakan warna yang kontras.  Mereka biasanya mengenakan rok mini, platform shoes (sepatu hak tinggi-tebal; panjang sampai ke lutut) dan gelang-gelang besar dalam jumlah banyak, serta berbagai macam cincin dan kalung. Cewek-cewek Ganguro biasanya ditemani oleh sekelompok kecil orang yang disebut dengan “Ganguro Gal“ untuk memamerkan Handphone mereka dengan tempelan berbagai stiker purikura (foto diri sendiri yang dibuat secara instant dalam suatu photo-box, bukan hasil cetakan studio foto).
  • Wamono, yaitu gaya memadukan antara busana barat dengan gaya tradisional jepang. 
  • Elegant Gothic Aristrocrat (EGA), gaya dari Elegant Gothic Aristrocrat berdasarkan pada konsep “androgyny“, dan seringkali menjadi pakaian yang identik baik bagi kaum laki-laki maupun perempuan. Pakaiannya terbatas pada warna hitam, putih, dan warna-warna gelap lain. Kesan paling utama dapat dilihat dari kemewahan serta kesederhanaan di mana baju bermotif garis biasanya sederhana dan ketat, dengan celana atau rok panjang. Dengan demikian gaya EGA sangat kontras dengan gaya Lolita. Tetapi tetap saja make-up yang gelap dan tebal juga dipakai di dalam kedua gaya tersebut.

Mungkin masih banyak lagi, jenis HARAJUKU STYLE yang ada, yang penulis tidak mengetahuinya, tapi paling gak tulisan diatas bisa menjadikan gambaran sedikit tentang bagaimana HARAJUKU STYLE.

Sumber:
www.id.wikipedia.org
www.facebook.com/komunitasharajukucosplayindonesia